THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 15 Maret 2013

BURUNG-BURUNGAN

BURUNG GARUDA

Jumat, 09 Desember 2011

JUDUL LAGU DAN NAMA PENYANYI ADALAH INFORMASI

>>Klik disini<<
Beberapa waktu yg lalu, salah seorang kawan mengeluhkan tentang radio (dan penyiarnya) yang “pelit” memberikan informasi judul lagu dan nama penyanyi yang baru saja diputar.

“Apa sih susahnya kasih tahu judul lagu dan nama penyanyinya ? Memangnya kita semua tahu dan  masih ingat judul lagu itu?” begitu ia menulis di status FBnya saat mendengar siaran sebuah radio on line di Indonesia.

Apa yang teman saya rasakan pasti juga pernah anda rasakan, karena saya pun juga sering merasakan hal yang sama.

Bisa dimaklumi kalau saat itu acaranya berupa news.  Tapi yang sedang kawan saya dengar bukan program news. Acaranya hiburan biasa. Putar lagu diseling beberapa infomasi ringan.

Saya menduga-duga, apakah mungkin si penyiar beranggapan menyampaikan judul lagu dan nama penyanyi bukan bagian dari menyampaikan informasi kepada pendengar ?

Atau ia anggap semua pendengarnya seperti dirinya, pasti tahu dan ingat apa lagu yang baru saja ia putar ?

Atau ia menganggap tidak penting informasi itu ? –kalau begitu apa perlunya juga dia putar lagu tidak penting itu ?

Atau, si penyiar beralasan bahwa itu memang kebijakan manajemen radionya ?

Hhhmm... dugaan saya, jangan-jangan ini hanya masalah penyiar yang kurang kreatif dalam menyikapi sebuah kebijakan.

Yang saya tahu, penyiar radio memang tidak boleh monoton saat bersiaran.
 Dia harus pandai-pandai mengolah kata sehingga apa yang disampaikan tidak membosankan. 

Jangan setiap kali “talk”, ia ngomong yang itu-itu saja.

Berarti, apa tidak boleh setiap kali “talk” menyebutkan judul lagu ?

Menurut saya, boleh-boleh saja, asal susunan kalimatnya,termasuk  pilihan kata-katanya, jangan sama terus menerus.

Misalnya setelah memutar lagu pertama ia mengatakan, “Itulah tadi lagu dari Marcel, Tak Terganti..bla la bla.”

Berikutnya, setelah lagu ke 2, ia kembali menyampaikan, “ Itulah tadi lagu dari Kahitna, Tak Sebebas Merpati.”

Nah, yang begini ini jelas terdengar sangat monoton dan membosankan.  Mestinya si penyiar bisa menyiasati dengan sedikit merubah susunan kalimatnya atau menambahi dengan informasi berkatian dengan lagu maupun penyanyinya.

Misalnya, setelah lagu pertama ia bicara begini, “Tak Terganti dari Marcel, saya yakin membuat anda tetap betah untuk meneruskan bergabung di program ini, dan tidakmengganti ke channel radio lain bla.,...bla....”

Setelah lagu ke 2, “Apakah memang setiap orang yang akan menikah merasakan seperti yg dirasakan Kahitna ya, menjadi Tak sebebas merpati ? Atau cuma si Yovie yang merasa Tak Sebebas Merpati ? bla...bla... bla....”

Saya yakin, menyebutkan judul lagu dan nama penyanyi di setiap talk, di program yang bukan News, tidak akan mengganggu kenikmatan pendengar dalam menyimak sebuah acara di radio. Juga tidak ada ruginya bagi stasiun radio bersangkutan.

Justru ini akan memberi nilai plus bagi si penyiar dan stasiun radio karena lambat laun akan tertanam di benak pendengar bahwa setiap mendengar radio tersebut pendengar akan bisa selalu mendapat informasi yang komplit sampai ke urusan lagu, yang nampaknya saat ini mulai diabaikan atau ditinggalkan penyiar dan radio-radio lain.

Bandingkan dengan kebanyakan radio di luar negeri yang sudah memanfaatkan fasilitas streaming untuk menyampaikan informasi lagu yang sedang diputar.

Kita akan dengan mudah mendapatkan informasi judul lagu dan nama penyanyinya terpampang di layar radio player saat lagu itu sedang terputar.

Sedangkan radio streaming di Indonesia ?

Masih bisa dihitung dengan jari yang melakukan hal yang sama. Kebanyakan hanya menampilkan nama radionya saja.

Padahal dengan menyebutkan atau menuliskan judul lagu dan nama penyanyi juga merupakan bagian dari menghargai suatu karya seni yang nyata-nyata setiap hari dimanfaatkan oleh sebuah stasiun radio.

Jumat, 11 November 2011

DASAR - DASAR JURNALISTIK

Dasar-Dasar Jurnalistik


Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya.

Apa Itu Jurnalistik?
Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism).
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara (2005), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan.
a. Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. Media janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.

Ingin Berlangganan?

Publikasi e-Penulis menyajikan bahan-bahan bermutu seputar dunia
tulis-menulis seperti artikel seputar dunia kepenulisan, berbagai
tips, artikel seputar bahasa dan tokoh dunia tulis-menulis yang
mendukung para penulis Kristen agar semakin trampil dalam bidang
tulis-menulis baik umum maupun dalam pelayanan literatur Kristen.
Formulir Berlangganan
b. Bertindak (action)
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
c. Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi.
d. Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.
e. Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.
Berita
Ketika membahas mengenai jurnalistik, pikiran kita tentu akan langsung tertuju pada kata "berita" atau "news". Lalu apa itu berita? Berita (news) berdasarkan batasan dari Kris Budiman adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa. "News" sendiri mengandung pengertian yang penting, yaitu dari kata "new" yang artinya adalah "baru". Jadi, berita harus mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan aktualitas. Dari kata "news" sendiri, kita bisa menjabarkannya dengan "north", "east", "west", dan "south". Bahwa si pencari berita dalam mendapatkan informasi harus dari keempat sumber arah mata angin tersebut.

Selanjutnya berdasarkan jenisnya, Kris Budiman membedakannya menjadi "straight news" yang berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas, sering disebut sebagai berita keras (hard news). Sementara "straight news" tentang hal-hal semisal olahraga, kesenian, hiburan, hobi, elektronika, dsb., dikategorikan sebagai berita ringan atau lunak (soft news). Di samping itu, dikenal juga jenis berita yang dinamakan "feature" atau berita kisah. Jenis ini lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Sebuah "feature" tidak terlalu terikat pada nilai-nilai berita dan faktualitas. Ada lagi yang dinamakan berita investigatif (investigative news), berupa hasil penyelidikan seorang atau satu tim wartawan secara lengkap dan mendalam dalam pelaporannya.
Nilai Berita
Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita itu mencakup beberapa hal, seperti berikut.
  1. Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
  2. Aktual: terbaru, belum "basi".
  3. Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
  4. Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
  5. Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya adalah:
  1. sesuatu yang unik,
  2. sesuatu yang luar biasa,
  3. sesuatu yang langka,
  4. sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting,
  5. menyangkut keinginan publik,
  6. yang tersembunyi,
  7. sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
  8. sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
  9. pemikiran dari tokoh penting,
  10. komentar/ucapan dari tokoh penting,
  11. kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
  12. hal lain yang luar biasa.
Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut. 

Anatomi Berita dan Unsur-Unsur 

Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Judul atau kepala berita (headline).
  2. Baris tanggal (dateline).
  3. Teras berita (lead atau intro).
  4. Tubuh berita (body).
Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005) . Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini.
Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H. Hal ini senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006: 38).
  1. Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
  2. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
  3. WHERE - di mana terjadinya peristiwa itu?
  4. Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
  5. When - kapan terjadinya?
  6. How - bagaimana terjadinya?
Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok dan surat pembaca.

Sumber Berita 

Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.
  1. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
  2. Proses wawancara.
  3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
  4. Partisipasi dalam peristiwa.
Kiranya tulisan singkat tentang dasar-dasar jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat mengerjakan proses kreatif kita dalam penulisan jurnalistik.

Pengertian Reporter dan Penyiar


* Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) di lapangan dan melaporkannya kepada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet. Apabila dilaporkan secara lisan, laporannya disampaikan melalui media elektronik berupa radio atau televisi.Seorang Reporter dalam meliput berita juga tidak asal-asalan. Seorang Reporter memiliki bekal ilmu jurnalis seperti 5W+1H yang digunakan untuk wawancara secara langsung pada narasumber dilapangan.Selain itu juga seorang Reporter harus bertanggung jawab atas semua informasi yang diperoleh dan yang akan dilaporkan baik berupa isi ataupun topik yang diangkat. Hasil kerja reporter, baik merupakan naskah tulisan ataupun lisan, umumnya harus melalui penyuntingan redaktur atau produser berita sebelum bisa disiarkan kepada publik.

* Penyiar
Bakat menghibur juga mesti dimiliki oleh seseorang yang ingin menjadi penyiar radio. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur hati para pendengar radio. ”Citra industri radio itu identik dengan industri hiburan. Karena itu seorang penyiar radio mesti memiliki bakat entertain agar mampu memberi hiburan kepada pendengarnya. Karena itu seorang penyiar radio hampir sama dengan artis. Pada kondisi apa pun, mereka harus mampu tampil fresh dalam memberikan keceriaan di telinga pendengar radio.
”Meskipun sedang sedih, selama jam siaran penyiar radio mesti mampu membalikkan kesedihan menjadi kegembiraan yang didengarkan kepada pendengar. Karena itu penyiar radio mesti mampu berakting seperti artis. Kekhasan karakter suara juga menjadi modal yang perlu dipersiapkan oleh calon penyiar radio. Modal ini sudah pasti dibutuhkan karena profesi penyiar radio tak lepas dari segala sesuatu yang berhubungan dengan suara. Pendidikan formal tetap menjadi faktor penting yang perlu dipersiapkan oleh calon penyiar radio. Karena, pada intinya pendidikan formal dibutuhkan untuk memperluas cakrawala pengetahuan penyiar radio.
Penyiar radio memang harus memiliki pengetahuan yang luas. Pasalnya, seorang penyiar radio terkadang berhadapan dengan situasi yang tak terduga. ”Dalam sebuah siaran interaktif, pendengar radio terkadang memberi pertanyaan di luar topik. Karena itu kalau penyiar radio tak memiliki pengetahuan luas, situasi tersebut dapat menjadi bumerang,” seorang penyiar radio juga perlu memiliki penampilan yang cukup menarik. Karena, selain bertugas siaran di dalam studio siaran, penyiar radio terkadang bertugas sebagai reporter yang harus mencari berita ke luar kantor sekaligus menyiarkannya secara langsung lewat telepon genggam. Karena berinteraksi dengan aktivitas di luar kantor, lanjut Bambang, penampilan penyiar radio perlu juga diperhatikan untuk menjaga citra perusahaan.Untuk memiliki wawasan yang luas, penyiar harus rajin baca –baca koran tiap hari, majalah, artikel, buku, juga sering nonton berita televisi dan acara lainnya. Lebih baik lagi jika penyiar sering ikut hadir dalam acara diskusi, seminar, dan semacamnya.Penyiar bisa menjadi andalan pendengar tentang banyak isu atau kejadian. Meraka, pendengar, selalu menganggap penyiar itu pergaulan dan wawasannya luas, sehingga ”banyak tahu” dan ”tahu banyak”. Penyiar harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat. Dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka.Lagi pula, bisa jadi penyiar setiap hari berhadapan dengan naskah yang berbeda. Nah, dalam menggunakan naskah itu sebagai bahan siaran, misalnya tips atau informasi aktual (berita), penyiar harus paham betul isi naskah itu. Belum lagi kalau harus siaran talkshow, bincang-bincang dengan narasumber. Dijamin, kalo penyiar banyak baca, sehingga banyak tahu dan tahu banyak, siarannya akan berkualitas, ”bernas”, berisi, intelek, dan disukai pendengar. Siarannya tidak cuma bermodal suara bagus, tapi juga wawasan yang luas.
Itulah sebabnya, tidak sedikit radio mensyaratkan penyiarnya minimal D3, pernah kuliah, jurusan apa saja, tidak mesti jurusan broadcast atau penyiaran. Orang yang pernah kuliah diasumsikan ”haus ilmu” dan ”daya nalar”-nya terasah semasa kuliah. Pengalaman akademis dan intelektualnya sangat menunjang dirinya dalam siaran yang didengar banyak orang dengan berbagai tingkat kecerdasan dan pengetahuan. Karena pada intinya, pendidikan formal itu dibutuhkan untuk memperluas cakrawala pengetahuan.
Penyiar juga terkadang berhadapan dengan situasi yang tak terduga. ‘Dalam sebuah siaran interaktif, pendengar radio terkadang memberi pertanyaan di luar topik.
Tentu saja, selain wawasan, penyiar juga harus menguasai teknik vokalisasi dan verbalisasi yang baik, sense of humor, sense of music, pemahaman alat siaran, pemahaman dan wawasan musik/lagu, dan sebagainya.

Kamis, 10 November 2011

5 Kunci Sukses Menjadi Seorang Marketing

marketing
Kegiatan marketing tidak hanya terpaku pada proses bagaimana menjual produk saja, tetapi lebih kepada bagaimana sebuah produk yang kita jual dapat dikenal dan melekat kuat pada benak konsumen kita. Bahkan bisa dikatakan kegiatan marketing atau pemasaran merupakan jantung dari rangkaian aktifitas bisnis. Hal ini dikarenakan strategi pemasaran yang tepat, akan menghasilkan angka penjualan yang cepat, dengan loyalitas konsumen yang kuat. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa penghasilan yang didapat tentunya akan semakin besar dan akan terus meningkat. 
Bagi Anda yang sedang menjalankan strategi pemasaran, berikut ini kami informasikan  

5 kunci sukses menjadi seorang marketing yang dapat Anda terapkan :

~ Kenali perilaku konsumen Anda
Sebelum menawarkan produk atau jasa ke konsumen, terlebih dahulu tentukan target pasar yang akan Anda bidik. Bisa jadi Anda membidik komunitas anak muda, khusus wanita, ataupun masyarakat umum yang berasal dari kalangan menengah atas atau kalangan menengah ke bawah. Pastikan bahwa Anda memasarkan produk atau jasa kepada target pasar yang tepat. Karena itu kenali perilaku konsumen yang Anda bidik, untuk mengetahui minat dan kebutuhan mereka.
~ Tingkatkan product knowledge Anda
Salah satu senjata yang harus dikuasai seorang marketing adalah product knowledge (informasi produk). Dengan mengetahui segala informasi tentang produk atau jasa yang ditawarkan, maka secara tidak langsung dapat membantu Anda untuk meyakinkan para calon konsumen. Sampaikan informasi tentang kelebihan produk, kegunaannya, kualitasnya, serta harga produk kepada calon konsumen Anda, agar mereka semakin yakin untuk memilih produk atau jasa yang Anda tawarkan.
~ Selalu optimis dan pantang menyerah
Kegiatan marketing memiliki tantangan dan hambatan yang cukup besar, sehingga tidak semua orang bisa bertahan dengan profesi tersebut. Di kejar-kejar dengan target perusahaan, atau mengalami penolakan dari calon konsumen merupakan salah satu tantangan kecil yang harus diterima para marketing. Karena itu usahakan untuk selalu optimis dalam melayani konsumen, dan pantang menyerah dalam setiap keadaan. Antusiasme dan semangat yang Anda tunjukan kepada calon pelanggan menjadi kunci utama kesuksesan Anda sebagai seorang marketing.
marketing
~ Perluas jaringan bisnis Anda
Memperluas jaringan bisnis sama halnya dengan menciptakan peluang pasar. Semakin luas jaringan yang Anda miliki, maka semakin besar pula peluang yang Anda ciptakan untuk mendapatkan calon konsumen baru. Jadi, jangan pernah ragu untuk membuka jaringan baru dan perluas pengetahuan Anda untuk mendapatkan pelanggan baru.
~ Perhatikan respon pelanggan
Terkadang setiap pelanggan memberikan respon yang berbeda terhadap produk atau jasa yang kita tawarkan. Bila pelanggan puas dengan produk atau jasa Anda, maka cantumkan respon tersebut sebagai bukti nyata untuk memperkuat keunggulan produk yang ditawarkan. Namun bila respon konsumen kurang memuaskan, jadikan sebagai bahan evaluasi bagi Anda untuk mencapai hasil yang lebih baik kedepannya.
~ Buatlah strategi pemasaran produk yang menarik
Terakhir, buatlah kegiatan promosi yang dapat menarik minat pelanggan. Misalnya saja dengan memberikan potongan harga, menawarkan bonus tertentu untuk pembelian diatas rata-rata, menambahkan undian berhadiah pada event-event khusus, atau mengadakan beberapa kegiatan promosi yang melibatkan konsumen sebagai pesertanya (seperti menjadi sponsor utama kegiatan sepeda gembira, jalan sehat bersama, serta acara lainnya yang bertujuan membangun loyalitas konsumen).
Setelah memahami beberapa kunci sukses dalam pemasaran produk atau jasa, selanjutnya cobalah untuk mempraktekannya langsung dalam menjalankan bisnis Anda. Mulailah dari yang mudah, mulailah dari yang kecil, dan mulailah dari sekarang !!! Salam sukses.

Kiat Menjadi Penyiar Radio Profesional

Seorang penyiar profesional  dituntut untuk serba tahu sebagai tolak ukur kualitas dan daya tarik dirinya, tetapi bukan untuk menggurui. Apalagi untuk hal-hal yang sedang hangat dibicarakan orang (hot issues) mulai dari infotainment, olahraga, ekonomi, sampai dengan kejadian yang terjadi disekitar kita.

Seorang penyiar harus memperhatikan kualitas diri untuk menjadi seorang penyiar profesional. Untuk menjadi penyiar professional, seorang penyiar dituntut untuk:

1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan keingintahuannya mencakup segala hal.
2. Tanggap situasi dan kondisi juga peka terhadap hal-hal yang sedang terjadi.
3. Dapat mengatur waktu dengan baik.
4. Mempersiapkan segala sesuatu baik dari segi mental maupun materi siaran.
5. Luwes dan bias menempatkan diri disegala suasana dengan baik.
6. Mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat
7. Berdaya simak dan tertarik dengan lawan bicara, menganggap mereka lebih penting dari diri kita untuk membuang sisi egois kita.
8. Rasakan, alami dan tanggap dengan yang diinginkan oleh pendengar.
9. Menjadi tuan rumah yang baik pas On air maupun Off air.
10. Mampu mengatasi rasa gugup (nervous).
11. Selalu berpikir kreatif dan penuh dengan imajinasi.
12. Mempunyai selera humor yang tinggi yang tidak basi sebagai modal untuk mendapatkan pendengar juga menjernihkan dan menetralisir apapun yang dihadapi.

Dengan memiliki kemampuan diatas, seorang penyiar akan mampu menguasai suatu keadaan separah apapun dalam siarannya, karena mempunyai bekal yang cukup untuk bermanuver dengan kata-kata tanpa dihinggapi rasa takut dan tetap percaya diri. (argan)