THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 11 November 2011

Pengertian Reporter dan Penyiar


* Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) di lapangan dan melaporkannya kepada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet. Apabila dilaporkan secara lisan, laporannya disampaikan melalui media elektronik berupa radio atau televisi.Seorang Reporter dalam meliput berita juga tidak asal-asalan. Seorang Reporter memiliki bekal ilmu jurnalis seperti 5W+1H yang digunakan untuk wawancara secara langsung pada narasumber dilapangan.Selain itu juga seorang Reporter harus bertanggung jawab atas semua informasi yang diperoleh dan yang akan dilaporkan baik berupa isi ataupun topik yang diangkat. Hasil kerja reporter, baik merupakan naskah tulisan ataupun lisan, umumnya harus melalui penyuntingan redaktur atau produser berita sebelum bisa disiarkan kepada publik.

* Penyiar
Bakat menghibur juga mesti dimiliki oleh seseorang yang ingin menjadi penyiar radio. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur hati para pendengar radio. ”Citra industri radio itu identik dengan industri hiburan. Karena itu seorang penyiar radio mesti memiliki bakat entertain agar mampu memberi hiburan kepada pendengarnya. Karena itu seorang penyiar radio hampir sama dengan artis. Pada kondisi apa pun, mereka harus mampu tampil fresh dalam memberikan keceriaan di telinga pendengar radio.
”Meskipun sedang sedih, selama jam siaran penyiar radio mesti mampu membalikkan kesedihan menjadi kegembiraan yang didengarkan kepada pendengar. Karena itu penyiar radio mesti mampu berakting seperti artis. Kekhasan karakter suara juga menjadi modal yang perlu dipersiapkan oleh calon penyiar radio. Modal ini sudah pasti dibutuhkan karena profesi penyiar radio tak lepas dari segala sesuatu yang berhubungan dengan suara. Pendidikan formal tetap menjadi faktor penting yang perlu dipersiapkan oleh calon penyiar radio. Karena, pada intinya pendidikan formal dibutuhkan untuk memperluas cakrawala pengetahuan penyiar radio.
Penyiar radio memang harus memiliki pengetahuan yang luas. Pasalnya, seorang penyiar radio terkadang berhadapan dengan situasi yang tak terduga. ”Dalam sebuah siaran interaktif, pendengar radio terkadang memberi pertanyaan di luar topik. Karena itu kalau penyiar radio tak memiliki pengetahuan luas, situasi tersebut dapat menjadi bumerang,” seorang penyiar radio juga perlu memiliki penampilan yang cukup menarik. Karena, selain bertugas siaran di dalam studio siaran, penyiar radio terkadang bertugas sebagai reporter yang harus mencari berita ke luar kantor sekaligus menyiarkannya secara langsung lewat telepon genggam. Karena berinteraksi dengan aktivitas di luar kantor, lanjut Bambang, penampilan penyiar radio perlu juga diperhatikan untuk menjaga citra perusahaan.Untuk memiliki wawasan yang luas, penyiar harus rajin baca –baca koran tiap hari, majalah, artikel, buku, juga sering nonton berita televisi dan acara lainnya. Lebih baik lagi jika penyiar sering ikut hadir dalam acara diskusi, seminar, dan semacamnya.Penyiar bisa menjadi andalan pendengar tentang banyak isu atau kejadian. Meraka, pendengar, selalu menganggap penyiar itu pergaulan dan wawasannya luas, sehingga ”banyak tahu” dan ”tahu banyak”. Penyiar harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian masyarakat. Dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka.Lagi pula, bisa jadi penyiar setiap hari berhadapan dengan naskah yang berbeda. Nah, dalam menggunakan naskah itu sebagai bahan siaran, misalnya tips atau informasi aktual (berita), penyiar harus paham betul isi naskah itu. Belum lagi kalau harus siaran talkshow, bincang-bincang dengan narasumber. Dijamin, kalo penyiar banyak baca, sehingga banyak tahu dan tahu banyak, siarannya akan berkualitas, ”bernas”, berisi, intelek, dan disukai pendengar. Siarannya tidak cuma bermodal suara bagus, tapi juga wawasan yang luas.
Itulah sebabnya, tidak sedikit radio mensyaratkan penyiarnya minimal D3, pernah kuliah, jurusan apa saja, tidak mesti jurusan broadcast atau penyiaran. Orang yang pernah kuliah diasumsikan ”haus ilmu” dan ”daya nalar”-nya terasah semasa kuliah. Pengalaman akademis dan intelektualnya sangat menunjang dirinya dalam siaran yang didengar banyak orang dengan berbagai tingkat kecerdasan dan pengetahuan. Karena pada intinya, pendidikan formal itu dibutuhkan untuk memperluas cakrawala pengetahuan.
Penyiar juga terkadang berhadapan dengan situasi yang tak terduga. ‘Dalam sebuah siaran interaktif, pendengar radio terkadang memberi pertanyaan di luar topik.
Tentu saja, selain wawasan, penyiar juga harus menguasai teknik vokalisasi dan verbalisasi yang baik, sense of humor, sense of music, pemahaman alat siaran, pemahaman dan wawasan musik/lagu, dan sebagainya.

0 komentar: